Kamis, 07 Januari 2016

LAPORAN SURVEY JENTIK NYAMUK NON AEDES


  
 LAPORAN PRAKTIKUM VEKTOR-B
SURVEY JENTIK NON AEDES
A.      HARI/TANGGAL          : Jumat, 2 Oktober 2015
B.       MATA KULIAH            : Vektor-B
C.       JENIS SURVEY             : Survey jentik nyamuk non Aedes
D.      LOKASI                          : Klayar, Berbah, Sleman

E.       DASAR TEORI
    Nyamuk termasuk serangga (Arthropoda: Insecta. Tubuhnya terbagi tiga bagian: kaput, toraks, abdomen. Pada kepala ada bagian mulut yang proboscis yang lurus ke depan (pada Tribus Culicini dan Anphelini) atau bagian depannya melengkung kea rah perut (Tribus Megarhini), sepasang antenna, dan sepasang palpus maksilaris. Nyamuk jantan antena tipe plumose, yang betina tipe pilose.tipe bagian mulut menusuk dan menghisap. Pada toraks melekat 3 pasang kaki, dan sepasang halter (sayap yang sangat mereduksi, bentuknya seperti halter).
      Nyamuk stadium dewasa (imago) menempuh kehidupan di daratan (terrestrial atau aerial), stadium pradewasa (telur, larva, pupa) berada dalam air atau tanah yang sangat lembab (stadium akuatik). Semua stadia bernafas dengan trachea. Nyamuk mengalami metamorphosis sempurna. Larva nyamuk mengalami perkembangan dari instar I (yang baru menetas dari telur), instar II, instar III, instar IV. Larva merupakan stadium makan. Stadium pupa (instar V) merupakan stadium tidak makan, yang nanti muncul (eklosi) stadium dewasa. Stadium pradewasa berhabitat dalam berbagai kondisi air yang beragam, bergantung kepada dan strainnya: air tawar, atau air payau, air jernih atau air kotor, terbuka pada sinar matahari, atau di tempat teduh atau tertutup oleh tumbuhan yang lebat, berasosiasi dengan tumbuhan air tertentu atau tidak sama sekali. Subfamili culicini dibagi dalam beberapa genus diantaranya genus culex, aedes, dan mansonia. Survey jentik non Aedes dilakukan di perairan yang berair, yakni genangan kecil, kolam, sungai, sawah, saluran irigasi, air yang mengalir, dan lain sebagainya. Nyamuk non Aedes meliputi genus Anopheles, genus Culex, genus Mansonia.
Ciri-ciri morfologi jentik genus Anopheles
1)   Panjang, langsing, tanpa kaki.
2)   Tidak punya siphon (corong udara), tapi punya palmate hair.
3)   Saat istirahat posisi horizontal menempel pada permukaan air.
4)   Dapat berenang dengan gerakan terhehti-henti.
5)   Tempat hidup air sawah, saluran irigasi, dan air payau, tergantung spesiesnya.
6)   Bernapas dengan spirakel pada tubuhnya saat menempel pada permukaan air.

Ciri-ciri morfologi jentik genus Culex.
1)   Panjang, langsing, tanpa kaki, mirip larva Aedes.
2)  Memiliki siphon yang panjang dan runcing serta terdapat berkas rambut lebih dari satu (biasanya 3 berkas).
3)   Saat istirahat posisi membentuk sudut dengan kepala di bawah.
4)   Dapat bergerak.
5)   Tempat hidup: berbagai jenis air (pada air kotor).
6)   Bernapas dengan siphon yang menempel pada permukaan air.

Ciri-ciri morfologi genus Mansonia
1)   Panjang, langsing, tanpa kaki, mirip larva Aedes.
2)   Bernapas dengan siphon.
3)   Siphon pendek dan runcing yang menancap pada tanaman air.
4)   Saat istirahat posisi vertikal dengan kepala di bawah.

1.    Tujuan
1.  Mahasiswa mampu melakukan indentifikasi berbagai jenis tempat perindukan nyamuk Non Aedes Aegipty.
2.   Mahasiswa mampu melakukan sampling penangkapan jentik Non Aedes Aegipty di wilayah survey.
3.  Mahasiswa mampu melakukan pendataan ekologi berbagai jenis jentik Non Aedes Aegipty di lokasi survey.
4. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan kepadatan jentik Non Aedes sesuai kondisi breeding placesnya.
5. Mahasiswa   mampu  menyiapkan  pengiriman  sampel  jentik   Non   Aedes   untuk keperluan identifikasi di laboratorium.
6.   Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis larva nyamuk.

2.    Alat dan Bahan

No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Dipper/gayung
1 buah
2.
Senter
1 buah
3.
Botol kecil/Plastik Fliptop
4 buah
4.
Pipet Jentik
1 buah
5.
Kertas label
Seperlunya
6.
Alat Tulis
Seperlunya
7.
Mikroskop
1 buah
8.
Obyek glass dan deck glass
1 buah
9.
Lampu Bunsen
1 buah

3.      Prosedur Kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan .
b. Menentukan titik sampling dengan memperhatikan :
1. Adanya tanaman air
2. Jenis badan air
3. Makanan larva (plankton dan bentos)
4. Adanya predator
c. Melakukan pengambilan sampel menggunakan dipper/gayung dengan jumlah cidukan untuk tiap unit luas (misal 1 m2) supaya tetap, yaitu sebanyak 10 cidukan atau kelipatannya (20, 30, 40 dan seterusnya). Jika tidak ditemukan jentik maka pengambilan dihentikan .
d. Jika ditemukan jentik ,kemudian pindahkan jentik ke dalam botol kecil/plastik kliptop dengan cara menggunakan pipet kemudian diberi label.
e. Membawa jentik ke laboratorium untuk diperiksa.
f. Sebelum pemeriksaan , jentik terlebih dahulu dimatikan.
g. Mengambil jentik yang sudah mati menggunakan pipet dan meletakkannya di atas obyek glass dan menutupnya dengan deck glass.
h. Mengamati di bawah mikroskop.
i. Mencatat hasil identifikasi jentik nyamuk.

4.      Hasil Survey
Setelah dilakukan identifikasi diperoleh data bahwa larva yang diamati tidak mempunyai siphon dan saat istirahat posisi horizontal menempel pada permukaan air.
HASIL SURVEY JENTIK NON AEDES
No
(titik)
Jam
Volume/ cidukan
Jenis Larva
anopheles
Culex
lainnya
1

10
V
-
-
2

10
V
-
-
3

10
V
-
-
4

10
V
-
-


5.      Pembahasan
 Dari data tersebut dapat kita ketahui jentik nyamuk yang dominan adalah jentik Anopheles. Kepadatan jentik pada daerah ini dinilai tingggi dengan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu  jentik ditemukan di kolam ikan dimana air pada permukaan kolam ikan tersebut tertutupi oleh tumbuhan enceng gongok sehingga menghalangi masuknya sinar matahari pada permukaan air kolam yang merupakan habitat jentik nyamuk non Aedes , kecepatan aliran air relative rendah sehingga jentik-jentik nyamuk dapat bertahan hidup karena tidak terbawa arus.  Selain itu, jarang ditemukannya predator.
 Pada survey ini surveyor menemukan jentik anopheles yang ditemukan di 4 titik. Penemuan jentik non aedes ini sangat sesuai dengan tempat perindukannya yaitu di genangan/kubangan air yang tidak terkena oleh sianar matahari secara langsung, air tidak begitu jernih atau kotor. Dan pada kolam ikan ini juga tidak ditemukan jenis jentik Aedes.
 Penemuan jentik Anopheles ditemukan pada kondisi titik yang teduh/tidak terkena langsung oleh sinar matahari hal ini sesuai dengan tempat perindukan nyamuk.




6.      Kesimpulan
1.    Jentik nyamuk non aedes yang dominan di daerah ini adalah nyamuk anopheles.
2.  Kecepatan arus aliran mempengaruhi kepadatan jentik nyamuk. Semakin airnya tenang maka kepadatan jentik nyamuk semakin banyak.
3.    Kepadatan nyamuk di tempat ini tinggi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar